Search This Blog

Saturday, May 26, 2012

Jalan Kaki Bisa Hasilkan Listrik untuk "Charge" Laptop


Mulai dari menggenjot pedal hingga memanfaatkan panas tubuh dilakukan untuk menghasilkan listrik. Berbagai macam upaya tersebut dilakukan untuk memanfaatkan energi alami yang tersedia di tubuh manusia.

Salah satu cara terbaru datang dari Benua Afrika nun jauh di sana, tepatnya di negara Kenya, kampung halaman dari ayah presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Seorang pemuda berumur 24 tahun membuat sol sepatu yang bisa menghasilkan listrik ketika pemakainya melangkahkan kaki. Caranya, "Dari tekanan yang dihasilkan kaki, dibuat menjadi listrik," kata Anthony Mutua, si pencipta perangkat ini.

Sol sepatu bikinan Anthony terbuat dari chip kristal supertipis yang diselipkan di sol sepatu. Begitu tertekan oleh telapak kaki, kristal-kristal di dalamnya menghasilkan listrik.

Energi listrik yang dihasilkan bisa dipakai untuk mengisi baterai perangkat portabel, seperti ponsel atau laptop, dengan dua cara.

Pertama, kabel listrik disambungkan langsung dari perangkat ke sol sepatu. Cara kedua, perangkat bisa diisi baterainya sesaat setelah pengguna berhenti berjalan. Ini dimungkinkan karena kristal juga mampu menyimpan daya listrik.

Chip kristal tersebut bisa diselipkan di sol berbagai jenis alas kaki, kecuali sandal kamar mandi. Apabila alas kaki sudah aus, chip kristal bisa dipindahkan ke sandal atau sepatu lain.

Proyek Anthony saat ini didanai oleh Dewan Sains dan Teknologi Nasional Kenya ( National Council of Science and Technology/NCST). Dewan tersebut berencana mensponsori penemuan Anthony agar bisa dikomersialisasi dan diproduksi massal.

"Kami telah mendanai proyek tersebut hingga sampai ke tahap purwarupa. Akan tetapi, karena kebanyakan penemu kekurangan uang untuk keperluan komersialisasi, inovasi ini belum berhasil sampai ke pasar. Hal itu akan kami ubah," jelas David Ngigi, sekretaris senior NCST, seperti dikutip dari Mashable.

Chip pengisi baterai di sepatu ini akan dijual seharga 46 dollar AS atau sekitar Rp 420.000 di Kenya, serta datang dengan jaminan selama dua setengah tahun.

Larangan Konvoi Kelulusan Tak Digubris


Larangan konvoi dan corat-coret seragam oleh Dinas pendidikan Kota Malang, Jawa Timur, tetap tak digubris oleh siswa yang lulus Ujian Nasional (UN). Terbukti, para siswa tetap menggelar konvoi dan corat-coret seragam selesai mengikuti pengumuman pelulusan di sekolahnya masing-masing.

Pengumuman UN di Kota Malang, berlangsung pada pukul 09.00 WIB, Sabtu (26/5/2012), di sekolah masing-masing. Pengumuman dihadiri wali murid dan diikuti oleh siswa bersangkutan. Para siswa yang lulus UN mulai melakukan konvoi di sepanjang jalan protokol Kota Malang usai melakukan aksi corat-coret seragam.

Konvoi terlihat di Jalan Tugu Kota Malang dan depan Stasiun Kota Baru kemudian mereka melakukan konvoi keliling kota secara bersamaan.

Mitreka Satata, salah satu siswa dari SMA Negeri 1 Kota Malang, jurusan IPS mengaku aksi corat-coret seragam diperbolehkan oleh pihak sekolah. "Boleh corat-coret hanya di dalam sekolah. Konvoi tidak boleh, tapi teman-teman tetap konvoi,"katanya.

Ia mengatakan hampir seluruh siswa di sekolahnya melakukan aksi corat-coret seragam. "Syukur, semua siswa di SMA Negeri 1 lulus semua," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Sri Wahyuningtyas, tegas melarang siswa untuk konvoi dan corat-coret seragamnya.

"Kami tegas melarang siswa untuk melakukan konvoi di jalan dan corat-coret seragamnya. Karena tak ada manfaatnya. Hanya mengganggu lalu-lintas," katanya.

Hingga siang hari di beberapa titik di jalanan protokol Kota Malang masih terlihat beberapa siswa yang menggunakan seragama yang sudah dicorat-corer sambil konvoi. Personel kepolisian sendiri tampak memantau.