Taman Nasional Komodo akhir-akhir ini kembali menjadi bahan pembicaraan. Masalahnya, pemerintah pernah menerima tawaran dari New7Wonders, sebuah yayasan yang berbasis di Swiss, untuk mengikutkan Komodo sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia. Lalu, bagaimana Kementerian Pendidikan bisa mengikutkan Komodo dalam ajang itu?
Duta Besar Indonesia di Swiss, Djoko Susilo, mengatakan kantor New7Wonders merupakan sebuah museum di Swiss dengan kode pos yang tak sesuai. Ia menawarkan ajang keajaiban dunia itu melalui Internet. "Lembaga itu abal-abal," kata Djoko saat dihubungi Tempo, 3 November 2011. "Paling mereka menawarkannya melalui surat elektronik."
Djoko mencontohkan dengan tawaran beasiswa dari universitas asing untuk ikut program S-2. "Tapi ini seperti membeli ijazah, padahal universitasnya tak diakui kredibilitasnya. Hanya, dia berada di negara asing," kata dia. "Atau ini lebih mirip tawaran investasi bodong dari sebuah lembaga tak jelas."
Menurut Djoko, sejumlah tokoh yang memang memiliki keinginan mengkampanyekan aset wisata nasional menjadi tertarik. Mereka pun kemudian mendaftarkan Taman Nasional Komodo. Belakangan diketahui, lembaga itu tak jelas.
No comments:
Post a Comment